Panduan Analisis ELISA : Prinsip, Jenis, dan Aplikasinya
Pendahuluan
Enzyme-Linked Immunosorbent Assay
(ELISA) merupakan salah
satu metode paling
umum digunakan dalam bidang biologi molekuler, imunologi, dan diagnostik klinis. ELISA
menawarkan pendekatan yang sensitif dan spesifik untuk mendeteksi serta mengukur
konsentrasi protein, peptida, antibodi, dan hormon dalam berbagai jenis sampel biologis.
Teknologi ini telah menjadi fondasi dalam penelitian biomedis dan pengembangan alat
diagnostik sejak pertama kali diperkenalkan oleh Engvall dan Perlmann pada tahun 1971
(Engvall & Perlmann, 1971). Teknologi ini menggantikan metode sebelumnya yaitu
RIA
(Radioimmunoassay) yang menggunakan radioaktif dalam
deteksinya.
Pada tahun 1971, Peter Permann dan Eva
Engvall dari Stockholm pertama kali
mempublikasikan paper tetang Enzyme-Linked Immunoabsorbent Assay (ELISA), yang
menunjukkan dapat mengukur konsentrasi IgG dalam serum kelinci menggunakan alkaline
phosphatase(AP) sebagai enzimnya. Pada tahun yang sama,
Anton
Schuurs dan Bauke
Van Weemen dari Netherlands mempublikasikan paper tentang Enzyme Immunoassay (EIA),
mereka dapat mengukur konsentrasi human chorionic gonadotropin dalam urin dengan
menggunakan horseradish peroxidase
(HRP) sebagai enzimnya. ELISA/EIA memiliki
sensitifitas yang jauh lebih tinggi dan lebih aman dibanding metode sebelumnya yaitu
Radioimmunossays.
ELISA bekerja berdasarkan interaksi antigen-antibodi yang
sangat spesifik.
Metode
ini menggunakan enzim yang terkonjugasi pada antibodi atau antigen sebagai detektor.
Ketika antibodi mengenali antigen spesifiknya, enzim akan mengkatalisis reaksi yang
menghasilkan sinyal perubahan warna. Intensitas warna tersebut dapat diukur menggunakan
spektrofotometer atau mikroplate reader, yang berbanding lurus dengan konsentrasi analit
target dalam sampel (Gambar 1)
Gambar 1. (a) Ilustrasi prinsip kerja ELISA yang melibatkan reaksi antara antigen dan
antibody dan
(b) perubahan warna pada well plate yang siap dibaca di
microplate reader.
Berdasarkan konfigurasi antibodi-antigennya, ELISA dapat dibagi
menjadi 4 jenis
(Gambar 2), yaitu :
Direct ELISA: Menggunakan antibodi yang
dikonjugasikan langsung dengan
enzim.
Sederhana dan cepat, namun kurang sensitif.
Indirect ELISA: Menggunakan antibodi primer dan
antibodi sekunder
berkonjugasi
enzim. Meningkatkan sensitivitas dan fleksibilitas.
Sandwich ELISA: Dua antibodi digunakan untuk
menangkap dan mendeteksi
antigen. Sangat spesifik dan ideal untuk protein besar atau kompleks.
Competitive ELISA: Cocok untuk antigen konsetrasi
rendah atau ketika hanya
satu
antibodi tersedia. Kompetisi terjadi antara antigen sampel dan antigen berlabel.
Gambar 2. Ilustrasi 4 jenis ELISA berdasarkan konfigurasinya, yaitu direct, indirect,
sandwich, dan
competitive.
Aplikasi ELISA dalam Penelitian dan Diagnostik
Karena kemudahannya, metode ELISA digunakan secara luas di berbagai bidang,
antara lain :
Imunologi: Deteksi antibodi dalam darah
(seperti IgG, IgM, IgA, dan IgE)
Endokrinologi: Pengukuran kadar hormon seperti
insulin, kortisol, dan TSH.
Onkologi: Deteksi biomarker tumor seperti
CA-125 atau CEA.
Diagnostik Penyakit: Deteksi berbagai
penyakit, seperti HIV, HBsAg, Corona,
Rabies, dll
Bioteknologi dan Produksi Obat: Pengujian
kadar protein rekombinan dan
antibodi
monoklonal.
Bagi para peneliti akademik dan profesional laboratorium klinis, ELISA adalah alat
yang vital untuk mendukung eksperimen dan diagnosis berbasis biomolekul. Referensi
seperti Abbas et al. (2022) menunjukkan bahwa ELISA tetap menjadi metode pilihan utama
dalam surveilans imunologi karena keandalan dan efisiensinya dalam analisis high-
throughput. Dalam riset biomedik, ELISA juga banyak digunakan untuk mengukur kadar
atau ekspresi berbagai jenis protein yg termasuk ke dalam biomarker seperti : cytokine,
growth factor, inflammation, chemokine, apoptosis, dll.
Dalam memilih ELISA kit berkualitas, terutama untuk kebutuhan riset
ilmiah atau
diagnostik, ada beberapa parameter penting yang perlu dipertimbangkan agar hasil
yang
diperoleh reliable, reproducible, dan sesuai tujuan. Berikut adalah
parameter-parameter
utamanya :
Spesifisitas Antibodi, pastikan kit
menggunakan antibodi yang
spesifik terhadap
target analit (protein, hormon, sitokin, dll). Cek data validasi terhadap
spesies target
(manusia, tikus, ikan, dll)
Sensitivitas (Limit of Detection – LOD),
perhatikan batas deteksi
terendah (LOD)
yang bisa dideteksi kit, ini penting untuk sampel dengan konsentrasi target sangat
rendah, seperti sitokin atau biomarker langka.
Rentang Dinamis (Dynamic Range), kit yang
baik memiliki rentang
pengukuran
yang luas, sehingga mencakup variasi konsentrasi sampel tanpa perlu banyak
pengenceran.
Reproduksibilitas dan Presisi, lihat nilai
CV (Coefficient of
Variation) intra-assay
dan inter-assay: CV < 10% umumnya menunjukkan presisi yang baik.
Kompatibilitas Sampel, pastikan kit dapat digunakan untuk jenis sampel
yang Anda
miliki: serum, plasma, urine, kultur sel, jaringan, atau hewan
model. Kit yang
mendukung multispesies atau telah divalidasi pada spesies
tertentu
(misalnya ikan
untuk penelitian perikanan) sangat penting.
Data Validasi dan Dukungan Ilmiah, kit yang baik dilengkapi dengan: data
validasi
lengkap (kurva kalibrasi, sensitivitas, spesifisitas), dukungan publikasi (kit sudah
digunakan dalam jurnal terindeks), dan sertifikasi atau validasi oleh otoritas
independen
Waktu dan Kemudahan Protokol, beberapa kit menawarkan protokol
yang cepat (2-3 jam) dan langkah yang efisien. Tersedia juga format
pre-coated yang
mempersingkat waktu pengerjaan.
Stabilitas dan Penyimpanan, periksa stabilitas komponen pada suhu
penyimpanan
yang direkomendasikan. Informasi
masa simpan (shelf life) dan batch-to-batch
consistency penting untuk percobaan jangka panjang.
Salah satu brand yang dapat dijadikan rujukan untuk penggunakan kit ELISA
adalah
ELK Biotechnologies, yang menawarkan berbagai ELISA kit untuk target-target
penting di
bidang imunologi, metabolisme, dan kanker. Keunggulan ELK antara lain:
Antibodi yang telah diuji secara ketat terhadap spesifisitas
Kit tersedia untuk spesies manusia, tikus, dan hewan model lainnya
Format 96-well yang kompatibel dengan standar laboratorium
Dilengkapi data validasi dan protokol
Dengan kualitas dan dokumentasi yang lengkap, ELK Biotechnologies telah digunakan
dalam berbagai studi ilmiah dan publikasi peer-reviewed, menunjukkan kredibilitas dan
keandalannya dalam dunia riset (Gambar 3).
Gambar 3. Kelengkapan komponen kit ELISA ready to use dari ELK
Bioteknologies
Protokol Umum Penggunaan ELISA Kit
Siapkan plate ELISA dan tambahkan sampel dan standard ke tiap well. Volume
sample ataupun standard yang digunakan biasanya berkisar antara 25-100 µl.
Inkubasi pada suhu 37°C selama 80 menit.
Buang larutan yang ada di dalam plate, lalu cuci plate dengan wash buffer sebanyak
200 µl, lakukan 3 kali pencucian.
Tambahkan antibodi terkonjugasi biotin, lalu inkubasi kembali pada 37°C selama 50
menit.
Buang larutan yang ada di dalam plate, lalu cuci plate dengan wash buffer sebanyak
200 µl, lakukan 3 kali pencucian.
Tambahkan antibodi deteksi terkonjugasi HRP, lalu inkubasi kembali pada 37°C
selama 50 menit.
Buang larutan yang ada di dalam plate, lalu cuci plate dengan wash buffer sebanyak
200 µl, lakukan 5 kali pencucian Tambahkan substrat enzim (misal TMB), inkubasi
hingga warna terbentuk.
Tambahkan stop solution dan baca absorbansi pada panjang gelombang tertentu
(biasanya 450 nm).
Dalam perjalanannya untuk memaksimalkan pengujian berbasis ELISA, banyak
perusahaan yang mengembangkan metode-metode untuk memaksimalkan analisis ELISA ini,
seperti :
MicroSample ELISA, inovasi dalam penggunaan sample yang lebih sedikit yaitu
25
µl. Didesain khusus untuk analisis sample yang jumlahnya sedikit dan sulit
didapatkan, seperti cairan otak, serum hewan kecil, dan biological fluid lainnya.
EasyStep ELISA, dirancang untuk mempercepat proses analisis ELISA, yang
biasanya sekitar 3.5 jam, dipangkas menjadi 1.5 jam dan hanya 1 step saja. Inovasi
ini juga menyediakan standard yang sudah predispensed dengan konsentrasi yang
telah ditentukan, sehingga peneliti hanya tinggal membacanya di microplate reader.
MultiPlex ELISA, dikembangkan pertama kali oleh Luminex dengan memanfaatkan
teknologi bead-based, sehingga bisa
menganalisis hingga 100 analit/target dalam 1
well plate. Memungkinkan menganalisis biomarker yg lebih komprehensif. Salah satu
kit yang sudah banyak publikasinya dan berkualitas tinggi adalah dari Bio-Rad
Laboratories, yaitu Bio-Plex Multiplex Immunoassay Kit.
Q-Plex Array ELISA, dikembangkan oleh Quansys Biosains dengan memanfaatkan
teknologi planar-based array, sehingga bisa
menganalisis hingga 18 analit/target
dalam 1 well plate dengan metode deteksi berbasis
chemiluminescent.
Kesimpulan
ELISA adalah teknik analisis biomolekuler yang sangat penting dan fleksibel dalam
dunia riset dan klinis. Bagi para peneliti akademik maupun profesional laboratorium klinis,
pemilihan kit ELISA yang tepat sangat krusial. Dengan keunggulan produk dari ELK
Biotechnologies, pengguna dapat memperoleh data yang andal dan reprodusibel untuk
berbagai kebutuhan riset dan diagnostik.